PWK FT UNISSULA MENYELENGGARAKAN SEMINAR NASIONAL

Pembangunan kota yang selama ini dilakukan memang telah berhasil meningkatkan kesejahteraan sebagian masyarakat namun disisi lain juga menimbulkan dampak lingkungan, sehingga kawasan perkotaan menjadi tidak nyaman untuk dihuni. Pembangunan beberapa dekade terakhir tanpa memperhatikan aspek lingkungan, menyebabkan kita banyak kehilangan ruang-ruang terbuka publik. Kondisi lingkungan yang memprihatinkan tersebut akan bisa mengakibatkan efek bagi manusia dan lingkungan itu sendiri, yang secara global dapat mengakibatkan terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim. Untuk itu perlu dilakukan tindakan pencegahan dan pengendalian lingkungan dimana hal tersebut juga merupakan agenda utama Nasional yang juga temuat dalam Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia pada tanggal 16 Agustus 2013. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah penyediaan ruang terbuka publik yang berguna sebagai kawasan resapan air dan melakukan kegiatan penghijauan kota.
Dengan melakukan pengelolaan ruang-ruang terbuka hijau secara baik dan benar diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi kita, diantaranya dapat memperindah kota, menyejukkan udara kota, mengurangi kebisingan, menyerap dan menjerap polutan, sebagai sarana rekreasi, penelitian dan habitat bagi aneka ragam mahluk hidup, dan masih banyak lagi manfaat lainnya. Dengan manfaat yang kita rasakan tersebut, maka pembangunan, penataan dan pengembangan ruang-ruang terbuka harus dapat dilaksanakan secara baik dan terpadu.
Berkaitan dengan itu, maka Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota bekerjasama dengan HMTPWK, Fakultas Teknik UNISSULA 19 November 2013 mengelenggarakan Seminar Nasional dengan Tema: “Penataan dan Pemanfaatan Ruang Perkotaan Dalam Rangka Mengatasi Dampak Perubahan Iklim dan Penyelamatan Lingkungan”

Pembicara :
1. Dr. Ir. Sudarmawan Juwono, MT tentang Kebijakan dan Strategi Perencanaan Kota dalam Mengatasi Ancaman Pemanasan Global
2. Ir. Mohammad Agung Ridlo, MT tentang Penataan Ruang Publik di Kawasan Pesisir dalam Menghadapi Global Warming
3. Dr. Iwan Rudiarto, ST, MT tentang Pendekatan Penataan Ruang dalam rangka Mengatasi Perubahan Iklim
4. Mizan Bustanul Fuady, ST, MT, MSc tentang Mainstreaming Climate Change Adaption in Indonesian Cities (Stories From Semarang and Tarakan)

Perencanaan Tata Kota Masih Mengabaikan Iklim

SEMARANG, suaramerdeka.com – Perencanaan tata ruang kota di Indonesia saat ini masih mengabaikan ancaman pemanasan global dan perubahan iklim pemanasan global lebih dipahami sebagai bencana lingkungan. Hal itu penting diperhatikan karena Produk perencanaan kota merupakan bagian dari strategi dalam membina ruang kota yang antisipatif terhadap bencana pemanasan global.
Hal itu diaungkapkan oleh ahli tata wilayah dan kota Universitas Merdeka Malang Dr. Ir. Sudarmawan Juwono dalam Seminar nasional penataan Ruang Perkotaan dalam rangka mengatasi perubahan iklim dan penyelamatan Lingkungan” yang diselenggarakan oleh Jurusan PWK & HMTPWK, FT UNISSULA, Selasa (19/11) di Jalan kaligawe Semarang.
Dikatakan Sudarmawan, dampak dari pemanasan Global dan perubahan iklim salah satunya adalah Fenomena Perubahan Suhu dan Musim, dalam hal ini Petani dan nelayan merupakan pihak-pihak yang dirugikan, warga kota juga terpaksa menggantungkan logistik pangan mereka terhadap produk impor.
Bagi kota, lanjutnya, berkurangnya debit air tanah atau sungai yang menjadi bahan air minum juga menimbulkan masalah. Air tanah yang selama ini dikonsumsi dengan baik juga terancam kering akibat musim kemarau berkepanjangan. Dampak bencana terhadap kota juga tidak terelakkan jika tidak diantisipasi secara dini dengan kebijakan serta strategi dalam penataan ruang kota.
Oleh karena itu, dia berharap adanya sinergi dan komitmen bersama dari berbagai pihak seperti industriawan, politikus, ekonom dan perbankan, intelelektual dan masyarakat akademis, birokrasi dan penegak hukum, warga kota, para budayawan dan seniman, para agamawan dan budayawan untuk memperkuat dan mewujudkan tata ruang yang ramah lingkungan.
Kesadaran masyarakat
Sementara itu, Ketua Jurusan Teknnik Planologi UNISSULA Ir Mohammad Agung Ridlo, MT mengomentari permasalahan-permasalahan tata ruang yang ada di pesisir maupun yang ada di sempadan sungai yang masih banyak, menurutnya, masyarakat perlu diberi pembinaan agar bisa melakukan kegiatan yang bisa memberikan kesadaran lingkungan sehingga tidak menjadi pemukiman kumuh.
“Saatnya masyarakat harus sadar akan kebersihan lingkungan agar tidak terjadi penumpukan sampah dan menjadi pemukiman kumuh,” katanya.
( Irsyam Faiz / CN39 / SMNetwork )

Sumber: SUARA MERDEKA 20 November 2013