DESIMINASI HASIL DAN DISKUSI RELOKASI MANGROVE

Desiminasi Hasil dan Diskusi Relokasi Mangrove

Pesisir utara Jawa Tengah, termasuk wilayah kota Semarang, sering diterpa adanya banjir rob. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Tengah mendesak pemerintah menyetop rencana pemindahan kawasan mangrove untuk pembangunan Tol Tanggul Laut Semarang-Demak. Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Jateng Iqbal Alma khawatir penggunaan ruang laut demi infrastruktur bisa memperburuk kualitas lingkungan hidup setempat. Dikarenakan kondisi itu akan memicu bencana alam. Salah satunya, banjir rob yang terjadi di pesisir utara Jawa Tengah dalam tiga hari terakhir. Walhi Jateng mendesak pemerintah baik pada tingkat kota, provinsi, maupun nasional untuk menghentikan rencana relokasi mangrove untuk kawasan industri dan pembangunan tol tanggul laut Semarang-Demak. Tak hanya pembangunan tol, Walhi juga menyoroti pembangunan infrastruktur lainnya di wilayah pesisir. Terdapat beberapa Kawasan industri baru maupun perluasan Kawasan industri di pesisir utara Jateng. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Kawasan Industri Terpadu Batang, Jatengland Industrial Park Sayung, Kawasan Industri Wijayakusuma. Pemerintah harus menghentikan pembangunan yang mengeksploitatis ruang laut, karena akibat pembangunan yang sudah ada ,menyebabkan kondisi banjir rob di Pantura sudah menjadi parah. Menurut penuturan warga, di daerah Sayung, Demak biasanya rob tidak setinggi ini, juga tidak sampai di badan jalan. Di Daerah Bedono, jalan dari terminal sampai jalan Onggorawe macet, rumah-rumah kemasukan air hingga setinggi paha orang dewasa. Bencana rob memang sering terjadi bahkan menjadi bencana langganan di wilayah pesisir utara Jawa Tengah. Namun bencana ini menjadi bencana yang seakan diundang oleh manusia khususnya pemangku kebijakan. Pemerintah berencana merelokasi 46 hektare hutan bakau atau hutan mangrove yang terkena pembangunan Tol Tanggul Laut Semarang-Demak, Jawa Tengah. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan kawasan mangrove tersebut tersebar di tiga lokasi di lahan yang akan dijadikan tol pada ruas Semarang-Sayung. Ia mengklaim relokasi itu sudah selaras dengan prinsip-prinsip pembangunan infrastruktur berbasis lingkungan dan berkelanjutan. “Mulai dari tahap survei, investigasi, desain, pembebasan tanah (land acquisition), konstruksi, hingga operasi dan pemeliharaan,” kata Basuki Karena fungsi daripada kawasan mangrove tersebut bagi Tol Tanggul Laut Semarang – Demak yakni mengurangi adanya abrasi yang disebabkan oleh air laut. Pelestarian mangrove sebenarnya juga bertujuan untuk mempertahankan fungsi hutan mangrove sebagai habitat flora dan fauna di pesisir Pantai Utara Jawa. Selain itu, pelestarian mangrove juga dilakukan untuk melindungi daerah garis pantai, termasuk mengurangi risiko abrasi. Basuki mengklaim tujuan pembangunan infrastruktur itu bukan hanya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa, namun juga memperhatikan prinsip kelestarian lingkungan dan keberlanjutan. Ia juga mengklaim relokasi itu sudah selaras dengan prinsip-prinsip pembangunan infrastruktur berbasis lingkungan dan berkelanjutan.