Perbaikan Jalan di Semarang Masih Setengah Hati

SEMARANG, suaramerdeka.com – Dua bulan paska banjir melanda Kota Semarang, kerusakan jalan masih terlihat di beberapa ruas jalan, seperti di jalan Wolter Monginsidi Genuksari, Jalan arteri Yos Sudarso dan beberapa ruas jalan lain masih terkesan terabaikan oleh pemkot.
Menurut pakar tata kota Unissula Ir. Mohammad Agung Ridlo, kerusakan tersebut harus segera ditangani, jika dibiarkan dan tidak segera diperbaiki maka akan mengakibatkan rusaknya jaringan jalan akan menjadi semakin parah.
Agung menilai, selama ini perbaikan jalan paska banjir di Koa Semarang masih belum maksimal, masih terkesan setengah setengah. “Beberapa ruas jalan memang ada yang sudah diperbaiki, seperti di sepanjang jalan Gatot Soebroto dan Kawasan Industri Pasadena, namun perbaikan tersebut hanya sekedar tambal sulam. Kalau hanya tambal sulam, begitu hujan mengguyur lagi, maka jalan tersebut akan rusak dan lubang kembali menganga,” kata Ketua Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota FT Unissula itu kepada suaramerdeka.com Rabu (19/3).
Menurutnya, pemerintah harus segera melakukan perbaikan jalan dengan kualitas yang bagus yang bisa bertahan lama, karena, kata Agung, pembangunan jaringan jalan yang saat ini dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang, nampaknya hanya bertahan dalam jangka waktu yang pendek.
“Pemerintah hendaknya perlu segera melakukan upaya merencanakan dan membangun infrastruktur jalan yang tahan lama dan permanen. Untuk tahan lama, memang harus dengan kualitas konstruksi yang maksimal,” jelas Anggota Dewan Pertimbangan Pembangunan Kota (DP2K) Semarang ini.
Agung menambahkan, pemerintah juga perlu meningkatkan kebijakan pembangunan jalan yang ada saat ini, dengan mengalihkan fokus dari jangka pendek ke jangka waktu yang lebih panjang. “Selain itu juga perlu meningkatkan manajemen kualitas desain dan konstruksi sehingga masa pakai aset yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih baik dengan demikian tentunya akan meningkatkan kinerja jalan dan mengurangi biaya tahunan,” pungkas pengurus Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Provinsi Jawa Tengah ini.

( Irsyam Faiz / CN19 / SMNetwork )

Sumber: 20 Maret 2014